Mengenai Saya

Foto saya
Wadah untuk siswa MTs Negeri 1 Cilacap

Sabtu, 02 Oktober 2021

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG SALEBU

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG DESA SALEBU 



Rabu (27/09/2021), Perjalanan dimulai dari Madrasah.Sebelum kami berangkat ke lokasi, kami mempersiapkan peralatan untuk pembuatan video, kemudian selain kami mempersiapkan pembekalan, kami juga memohon izin kepada Bpk Kepala Madrasah dan memohon restu.
Tepat pada pukul 09.00 WIB.Tim berangkat dari Madrasah menuju lokasi setelah sebelumnya kami berdoa bersama.Bapak Fani Dermawan selaku Waka Kesiswaan juga memberikan arahan kepada kami, agar kami disana berlaku sopan dan dengan niat yang baik tentunya.

Tim Jurnalistik yang terdiri Rifki Wahyu, Muhamad Addina Akmala, Kaisya Shahrani Rasyid, Muhamad Firdaus, dan Andini Meisya Zahra beserta pembina kami yaitu Bapak Imam Muzaki, S.Pd.I dan Bapak Mujtahid, S.Pd. Sebelum ekspedisi dimulai, Seluruh anggota tim mendapatkan pengarahan dari POKDARWIS dan Juru Kunci supaya kami mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. yaitu dengan tetap mejaga alam maka alam pun akan menjaga kita. -Marnoto (Mang Encun)

Kita memulai perjalanan pada pukul 10.00 WIB. Sebelum kami masuk ke wilayah Gunung Padang, kami dianjurkan untuk berwudhu dan mengucapkan salam terlebih dahulu. Kami berwudhu menggunakan air Cikahuripan, Saat kami berwudhu kami merasakan air tersebut sangat segar dan dingin. Kami berwudhu secara bergantian satu persatu. Sembari menunggu, Reporter kami mewawancarai Juru Kunci seputar tempat tersebut. Beliau berkata tempat ini adalah masjid ghaib yang dahulunya menjadi tempat shalat Raden Kian Santang. Setelah melewati jalan yang cukup panjang, Akhirnya kami sampai di Balokan. Disana kami mengambil gambar sekaligus mewawancarai Juru Kunci tekait balokan yang ada di gunung padang tersebut. Setelah semua selesai kami kembali ke bawah untuk beristirahat dan kami kembali ke Madrasah pada pukul 03.00 WIB.

Jumat, 24 September 2021

TAHLIL DAN ISTIGHOSAH VIRTUAL KELUARGA BESAR MTs NEGERI 1 CILACAP

 TAHLIL DAN ISTIGHOSAH VIRTUAL KELUARGA BESAR     MTs NEGERI 1 CILACAP BERSAMA KEMENAG CILACAP  

Selasa(21/09/2021) Acara tahlil dan Istighosah rutin MTs Negeri 1 Cilacap yang dilaksanakan secara virtual via zoom. Acara ini diikuti oleh para tenaga pendidik dan kependidikan beserta siswa dan siswi MTs Negeri 1 Cilacap kelas 7, 8, dan 9. Tahlil dan Istighosah kali ini sedikit berbeda dari biasanya karena tahlil dan istighotsah kali ini diikuti oleh Bp.H.Imam Tobroni, S.Ag,M.M selaku kepala Kantor Kemenag Kabupaten Cilacap, Kyai Sukiran Hadi Marzuki selaku Ketua Komite MTs Negeri 1 Cilacap dan juga wali murid MTs Negeri 1 Cilacap

    Acara ini diawali oleh Bp.Solihun, S.Pd selaku pembawa acara dan Bp.Imam Muzaki Ulfi, S.Pd selaku koordinator. Acara yang  selanjutnya adalah sambutan dari Bapak kepala Madrasah Bp.H.Urip Masduki, M.Si. kemudian dilanjutkan untuk sambutan dari  Bp.H.Imam Tobroni, S.Ag,M.M. Dengan memberikan  ceramah dan ilmu yang bermanfaat serta motivasi kepada kami semua, beliau pun mengungkapkan rasa bangga atas prestasi siswa dan siswi Mts Negeri 1 Cilacap baik itu dibidang akademik maupun non akademik. Kemudian Bapak Solihun, S.Pd mempersilahkan kepada Bp.KH.Mukhodir, S.Ag untuk memimpin doa sebagai penutup pada acara tahlil dan Istighosah virtual keluarga besar MTs Negeri 1 Cilacap.

Rabu, 15 September 2021

DOA DAN ISTIGHOSAH VIRTUAL RUTIN KELUARGA BESAR MTs NEGERI 1 CILACAP


 
 DOA DAN ISTIGHOSAH VIRTUAL RUTIN 

      KELUARGA BESAR MTs NEGERI 1 CILACAP  


Selasa( 14/09/2021 )Doa dan Istighosah Virtual Rutin Keluarga Besar MTs Negeri 1 Cilacap yang dilaksanakan pada pukul 19.30 s.d 20.30 WIB yang di ikuti oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan beserta siswa & siswi khusus kelas Takhasus dan Perestasi MTs Negeri 1 Cilacap. Doa ini diawali oleh pembawa acara Bapak Solihun, S.Pd dan Kordinator Bapak Imam Muzaki Ulfi, S.Pd. Bapak Solihun, S.Pd selaku pembawa acara meminta maaf sebelumnya karena link zoom memiliki masalah teknis, oleh karena itu link diganti mengunakan link baru (google meet). Selanjutnya Bapak Solihun, S.Pd  mempersilahkan kepada Kepala Madrasah untuk memberi sambutan di kegiatan Doa dan Istighosah ini. Dengan beberapa stetmen dan beberapa informasi tentang madrasah,salah satunya yang dikatakan beliau " saya harapkan untuk kalian(siswa & siswi ) belajar dengan baik,semoga PTM bisa berjalan seperti dahulu kala,kegiatan ASESMEN Nasional bisa berjalan dengan lancar,kemudian yang mewakili di bidang KSM Madrasah agar supaya lebih giat lagi berlatih maksimal dan bisa mendapatkan hasil yang terbaik".
     Kemudian Bapak Solihun, S.Pd mempersilahkan kepada Bapak Kyai Jaelani, S.Ag untuk mengawali Doa dan Istighosah sekaligus sebagai Imam Tahlil dan doa. 


Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa doa seperti : 
~ Membaca Istighfar (3x) 
~ Membaca Syahadattain 
~ Membaca Doa Nabi Yunus 
~ Membaca Alfatihah (3x)
~ Membaca Al Ikhlas (3x)
~ Membaca Al Falaq (3x) 
~ Membaca An Nas (3x) 
~ Membaca Ayat Kursi 
~ Membaca Sholawat Nariyah (3x) 
~ Membaca Asmaul Husna 

       Kegiatan ini diakhiri dengan Membaca doa khusus yang dipimpin oleh imam tahlil dan doa Bapak Kyai Jaelani, S.Ag.

       Demikian laporan yang dapat kami sampaikan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Kami dari tim jurnalistik MTs Negeri 1 Cilacap mengucapkan terima kasih.   
JurnalistikMatsanesca

Selasa, 14 September 2021

GERAKAN VAKSINASI PELAJAR MADRASAH MTs NEGERI 1 CILACAP

    GERAKAN VAKSINASI PELAJAR MADRASAH 2021 

    MTs NEGERI 1 CILACAP  TAHAP PERTAMA  

Sabtu (12/09/2021) Gerakan Vaksinasi Pelajar Madrasah yang bertempat di MTs Negeri 1 Cilacap, 
dimulai dari pukul 07.30 s.d 12.00 dengan jumlah peserta vaksin 146 Siswa dibantu Petugas Vaksinasi dari Puskesmas Majenang II, dan Tim Jurnalistik MTs Negeri 1 Cilacap yang melakukan syuting sekaligus wawancara kepada para peserta vaksinasi covid-19 MTs Negeri 1 Cilacap. Diadakannya vaksinasi ini tidak lain adalah untuk menekan angka penyebaran virus covid-19, supaya kami para pelajar khususnya bisa melakukan pembelajaran tatap muka seperti sedia kala. 
    Pada pukul 07.00 siswa-siswi MTs Negeri 1 Cilacap yang akan divaksin sudah mulai berdatangan. Mereka datang dengan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker dan memakai hand sanitizer. Sebelum mereka melakukan vaksinasi mereka harus mengisi selembar kertas pendaftaran, selembar kertas tersebut berisi identitas diri dan pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan siswa. Sembari menunggu antrian, kami sebagai jurnalis MTs Negeri 1 Cilacap mewawancarai beberapa teman kami yang hendak divaksinasi, Wulan salah satu siswi MTs Negeri 1 Cilacap dari kelas 9E. Tanggapan dia saat kami wawancarai, adalah merasa tegang karena akan divaksin. Selain Wulan dari kelas 9E, ada juga Fitri salah satu bagian dari anggota PMR yang kami wawancarai, tanggapan yang kami dapati dari Fitri adalah selama kegiatan vaksinasi pada hari tersebut, ternyata tidak ada siswa ataupun siswi yang merasakan efek samping dari vaksinasi. Dan ada pula Akhmal Fauzan salah satu siswa MTs Negeri 1 Cilacap yang sudah melakukan vaksinasi, tanggapan dia setelah divaksin adalah hanya merasakan pegal karena bekas vaksinasi yang masih terasa.

     Setelah selesai vaksinasi, nantinya akan dibagikan sertifikat vaksin oleh panitia. Sembari menunggu sertifikat vaksin, siswa dan siswi diperbolehkan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan oleh panitia. Setelah sertifikat vaksin tersebut telah selesai di cetak, sertifikat tersebut akan dibagikan oleh panitia sesuai dengan nomor urut antrian. Apabila telah mendapatkan sertifikat vaksin, siswa dan siswi diperkenankan untuk foto di depan spanduk bertuliskan "SAYA SUDAH DIVAKSIN" dengan menunjukan sertifikat vaksin. Setelah semua selesai, siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
      Kami berharap setelah diadakanya vaksinasi ini, bisa meredakan penyebaran covid-19 di daerah Indonesia dan khususnya untuk para pelajar, bisa melakukan pembelajaran secara langsung kembali seperti sedia kala.

Demikian laporan ini kami buat, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.
Kami dari Tim Jurnalis MTs Negeri 1 Cilacap mengucapkan terima kasih. 

JurnalistikMatsanesca





      


  
 

Minggu, 12 September 2021

PEMIILU OSIM MTs NEGERI 1 CILACAP PERIODE 2021-2022

PEMILIHAN KETUA DAN WAKIL KETUA OSIM MTs NEGERI 1 CILACAP PERIODE 2021/2022 

  TERPILIHNYA KETUA OSIM & WAKIL KETUA OSIM PERIODE 2021/2022

Kamis (09/09/2021) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIM MTs Negeri 1 Cilacap Periode 2021-2022  dimulai dari pukul 09.30 S.d 17.00  dengan jumkah paslon 4 paslon & dimenangkan oleh pason no 02 atas nama  Febiyani (VIIG) dan Zahira (VIIH ). pasangan ini mutlak memenangkan pemilu OSIM dari 3 Paslon lain dengan perolehan  suara sebesar 62% . ketua panitia (Rifki Wahyu ) mengatakan " Berharap yang lebih baik kedepannya untuk OSIM MTs Negeri 1 Cilacap, semoga semua tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka bisa dijalankan dengan baik, setidaknya jika tidak bisa mencapai puncak bisa dengan tingkat yang sedang perlahan tapi pasti bisa memajukan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Cilacap.Semangat selalu untuk kalian yang  terpilih nantinya menjadi kepengurusan yang baru, sekali lagi saya ingin mengatakan kepada kalian, jalankan amanah dengan baik yang telah diembankan kepada kalian".

Susunan Kepanitaan PEMILU OSIM PERIODE 2021/2022 Sebagai Berikut :

    Ketua Panitia                                                 : Rifki Wahyu

    Wakil Ketua                                                  : Kaisya Shahrani Rasyid 

    Sekretaris 1                                                   :  Muhamad Addina Akmala 

    Sekretaris 2                                                   : Andini Meisya Zahra 

    Bendahara                                                     : Naysila Mihell Azzahra 

    Panitia Seleksi Keagamaan                           : 

                                                                           1. Salsa Fauziah Fatma Kurniawati 

                                                                           2. Andini Meisya Zahra 

                                                                           3. Muhamad Addina Akmala 

    Panitia Seleksi PBB                                        :

                                                                             1. Muhammad Akhmal Fauzan 

                                                                             2. Fitri Eka Oktaviani 

                                                                             3. Putri Nada Syahrani 

    Panitia Seleksi Kejujuran & Tanggung Jawab : 

                                                                                1. Naysila Mihell Azzahra 

                                                                                2. Efri Fauziahturrahmah 

                                                                                3. Ammar Danish Bastiansyah 

    Panitia Seleksi Ketermpilan                             :

                                                                                1. Muhammad Firdaus 

                                                                                2. Resti Larasati 

                                                                                3. Siti Nurdianah 

    Panitia Seleksi Kedisiplinan                             :

                                                                                1. Rifki Wahyu 

                                                                                2. Adenda Renco Bayu Saputra 

                                                                                3. Jaza Fauziyah   

    Panitia Seleksi Mental                                       : 

                                                                                1.Kaisya Shahrani Rasyid 

                                                                                2. Muhamad Addina Akmala 

                                                                                3. Rifki Wahyu 

Kepemimpinan Rifki Wahyu dan Kaisya Shahrani Rasyid di periode sebelumnya banyak kemajuan di bidang kegiatan siswa walaupun dengan cara daring di bawah bimbingan WAKA Kesiswaan Bapak Fani Dermawan, S.Pd. Semoga Virus Covid 19 berlalu supaya kegiatan di bidang kegiatan siswa kembali normal dan semoga di periode kepemimpinan Febiyani dan Zahira mampu meneruskan dan menambah baik lagi... 

M.AddinaAkmal-JurnalistikMatsanesca




 

                                                                            


 



Senin, 12 Juli 2021

PIONERING

 PIONERING

Oleh Darul Rahmadi, S.Pd.



Pionering (Pioneering dalam bahasa Inggris) adalah salah satu teknik pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai menjadi sebuah model suatu objek.

Tujuan

Memberi informasi, ilmu baru, dan mengasah keterampilan peserta dalam membuat sebuah model suatu objek sederhana yang nantinya dapat diaplikasikan dikehidupan pada saat dan sesudah kegiatan kepramukaan.

Manfaat

1. Memupuk rasa kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama yang baik antar peserta.

2. Dapat diterapkan pada saat situasi genting maupun P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

3. Memproyeksi pemikiran peserta dalam merancang suatu objek sebenarnya (bukan model).

Contoh model pionering, beberapanya sebagai berikut:

Jemuran Pakaian

Jemuran Pakaian Pionering

Tempat Perkakas

Tempat Perkakas Pionering

Tandu Darurat

Tandu Darurat Pionering1. Bidang Tali Temali

Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.

2. Macam simpul dan kegunaannya

  1. Simpul ujung tali = Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas.
  1. Simpul mati = Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
  1. Simpul anyam = Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
  1. Simpul anyam berganda = Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah.
  1. Simpul erat = Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
  1. Simpul kembar = Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin.
  1. Simpul kursi = Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan.
  1. Simpul penarik = Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
  1. Simpul laso

3. Macam Ikatan dan Kegunaannya

  1. Ikatan pangkal = Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
  1. Ikatan tiang = Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
  1. Ikatan jangkar = Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
  1. Ikatan tambat = Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
  1. Ikatan tarik = Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada  suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
  1. Ikatan turki = Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
  1. Ikatan palang
  2. Ikatan canggah
  3. Ikatan silang
  4. Ikatan kaki tiga
Setelah bebarapa kali bikin artikel tentang simulasi, kali ini “PB” kembali memposting Artikel yang bertema SIMULASI. ada 3 alasan kenapa “PB” lebih suka membuat artikel simulasi (lihat Simulasi Tekpram)
  1. Artikel yang bertema simulasi lebih fresh
  2. Untuk membatu sobat-sobat “PB” dalam menguasai Tekpram. karna bayak sobat-sobat yang pingin belajar Tekpram, tapi tidak tahu tempat bertanya apalagi tempat belajarnya. sebagai mana halnya "PB" dulunya.
  3. Menarik pengunjung ke blog ini tentunya. heheee.e..e.e
Simulasi yang “PB” ingin bagikan kali ini berkaitan dengan tali temali. tali temali/pionering adalah kemampuan dasar seorang Pramuka, biasanya pionering di pelajari pada golongan Penggalang, tapi tidak jarang juga Pramuka golongan Penegak dan Pandega mempelajari ini. Kemampuan dalam hal ikat mengikat sering kali di gunakan di setiap perlombaan ataupun ajang perkemahan. Pramuka sejatinya lebih sering menggunakan tali ketimbang paku ataupun baut. coba sobat perhatikan di perkemahan, dari mendirikan tenda, tiang jemuran, tiang bendara, pagar, rak sepatu, samapi tempat piring semuanya di ikat dengan tali. terkecuali mungkin di ajang-ajang tertentu yang tidak memungkinkan pesertanya untuk membuatnya.
ok deh langusung saja, kebayakan mukadimah malah membuat pengunjung blog ini jadi pada bosen lagi , hehee.e.e. berikut adalah gambar simulasi untuk ikatan kaki tiga.

cara membuat ikatan kaki tiga




  1. Mulailah dengan simpul pangkal
  2. Masukkan tali di secara bergantian disela-sela stok
  3. Bila dirasa sudah cukup belitkan tali ke arah stok lalu tarik, kemudian belitkan kembali dan tarik
  4. Putar tali ke stok berikutnya lalu belitkan kembali dan tarik, lakukan sampai 3 x atau lebih tergantung panjang tali dan ukuran stok yang di gunakan
  5. Akhiri dengan simpul pangkal
Silahkan perhatikan gambarnya dengan seksama, simulasi ini sengaja "PB" buat untuk memudahkan sobat-sobat dalam menguasai tekpram, untuk keterangan no.3 bagi sobat-sobat yang kurang megerti akan "PB" bahas dalam artikel selanjutnya, Sekian Artikel kali ini jika ada pertanyaan silahkan ajukan di kolam komentar atau di diskusi "PB"

SEMAPHORE

 Semaphore: Pengertian, Manfaat, Sejarah, dan Gerakannya

Oleh Eny Suprihatiningsih, S.Pd.






Pengertian Semaphore

Semaphore adalah metode untuk mengirim sinyal atau pesan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti bendera, batang, atau tangan kosong sekalipun. Metode ini dilakukan dengan cara mengulurkan kedua tangan membentuk posisi tertentu sesuai formasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Bendera, batang, atau alat lainnya berperan untuk memperjelas arah gerakan tangan ketika menyampaikan pesan.

Manfaat Semaphore

Semaphore bermanfaat sebagai salah satu cara untuk melakukan komunikasi jarak jauh. Metode ini merupakan salah satu materi yang diajarkan dan wajib dihafalkan oleh seluruh anggota pada kegiatan pramuka. Tujuannya adalah agar anggota pramuka tetap bisa berkomunikasi dari jarak yang jauhmeskipun sedang berkemah di tempat yang susah sinyal, seperti di gunung atau di desa terpencil. Jadi, semua anggota harus hafal supaya nggak bingung kalau ada yang mengirim pesan menggunakan sandi ini.

Semaphore juga sering digunakan untuk kepentingan komunikasi militer. Sama halnya seperti di pramuka, di dunia militer, metode ini juga menjadi pilihan komunikasi jarak jauh ketika para tentara sedang berada di tempat yang susah sinyal.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Pramuka di Indonesia

Pada awalnya, semaphore digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia supaya nggak diketahui oleh musuh. Tapi, seiring berjalannya waktu, metode ini udah nggak efektif lagi untuk menyampaikan pesan rahasia, karena semakin banyak orang yang paham arti dari gerakan-gerakan semaphore.

Penyampaian pesan pada semaphore bisa juga dilakukan secara relay, alias berkelanjutan. 

Semaphore Secara Relay

Penyampaian pesan secara relay digunakan ketika jarak penyampaian pesan sangat jauh.

Sejarah Semaphore

Sebenarnya siapa sih, pencipta sandi ini? Semaphore diciptakan oleh seorang insinyur sekaligus pendeta asal Perancis bernama Claude Chappe pada tahun 1790. Tujuannya adalah untuk kepentingan komunikasi militer, agar anggota militer bisa berkomunikasi dari jarak yang jauh.

Pada saat itu, semaphore nggak menggunakan bendera seperti saat ini, tetapi menggunakan kayu berukuran besar yang bentuknya menyerupai lengan. Kayu ini kemudian dipasang di atas menara-menara tinggi yang jaraknya 5 - 10 mil atau sekitar 8 - 160 km antar satu menara dengan menara lainnya. Pada setiap menara, ditempatkan satu signaller sebagai operator, serta teleskop sebagai alat bantu untuk melihat pesan yang dikirimkan signaller lain dari jarak jauh.

Semaphore Pada Jaman Dahulu

Semaphore Pada Jaman Dahulu (Sumber: kompas.com)

Pada abad ke-19, metode ini banyak diadopsi sebagai metode komunikasi antarkapal. Nah, dari sinilah penggunaan bendera semaphore mulai diterapkan. Untuk komunikasi antarkapal, anggota militer tidak lagi menggunakan kayu super besar, melainkan menggunakan alat yang lebih sederhana, yaitu bendera.

Ketika Perang Dunia I terjadi, semaphore masih sering digunakan meskipun teknologi telepon dan radio sudah ditemukan. Alasannya adalah karena komunikasi melalui telepon atau radio memiliki kemungkinan untuk disadap oleh musuh, sedangkan semaphore tidak. Selain itu, metode ini juga lebih simple dan dapat digunakan dalam kondisi susah sinyal. Karena itulah, semaphore masih banyak digunakan untuk kondisi darurat.

Bendera Semaphore

Bendera semaphore memiliki bentuk persegi dengan ukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan panjang tongkat untuk memasang bendera semaphore adalah 55 cm.

Ukuran Bendera Semaphore

Bendera semaphore umumnya berwarna merah dan kuning. Warna merah dan kuning digunakan karena kedua warna ini cerah dan kontras, sehingga dapat dilihat dengan jelas dari jarak yang jauh sekalipun. Pada dua ujung bendera, terdapat tali untuk mengikat bendera pada tongkat kayu.

Gerakan Semaphore

Gerakan semaphore terdiri dari 30 formasi yang masing-masing melambangkan huruf, angka, atau isyarat tertentu. Kamu bisa melihatnya pada gambar berikut.

Gerakan Semaphore

Gerakan Semaphore (Sumber: freepik.com)

Cara cepat belajar gerakan semaphore adalah dengan mengetahui prinsip arah putaran jarum jam. Coba kamu lihat baik-baik deh, gambar di atas! 

Dari gambar itu, terlihat kalau gerakan semaphore bergeser perlahan-lahan sesuai arah putaran jarum jam apabila dilihat dari sisi penerima pesan. Jadi, cara mudah menghafalkan gerakan semaphore adalah dengan membayangkan kalau kita sebagai pengirim pesan adalah sebuah jarum jam yang bergerak mengikuti arah putaran jarum jam.

Sekarang, kita coba latihan, yuk! Kira-kira kalian mampu apa tidak mencoba praktik dengan temanmu


Peraturan Baris Berbaris (PBB)

 Peraturan Baris Berbaris (PBB) untuk Pembinaan Karakter

Oleh. Hj. Okah Imtikhanah, S.Pd.



Bahwa Peraturan Baris Berbaris yang digunakan dilingkungan sekolah adalah Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI karena hingga saat ini yang sudah baku adalah seperti SKEP PANGAB Nomor: SKEP/611/N 85 Tanggal 8 Oktober 1985.
BARIS BERBARIS
a.       Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
ABA-ABA
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1. Aba-aba petunjuk
2. Aba-aba peringatan
3. Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a. Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b. Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a. Lencang kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b. Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a. GERAK
b. JALAN
c. MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
 -jalan ditempat – GERAK
 -siap – GERAK
 -hadap kanan – GERAK
 -lencang kanan – GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
 -haluan kanan/kiri – JALAN
 -dua langkah ke depan- JALAN
 -satu langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-Maju -JALAN
-haluan kanan/kiri -JALAN
-hadap kanan/kiri maju-JALAN
-melintang kanan/kiri maju -JALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan  berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba  HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN
Terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba
Langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul-MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
Gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalam keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c. Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk  berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h. Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG!
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2. Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a. Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b. Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2. Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata,
ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3. Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua)  kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4. Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5. Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitik beratkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a. Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup.
Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninjau rekannya yang berada di smaping.
b. Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan  (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1. Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f.       Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1. Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan
mukanya ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5. Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
Perubahan Arah (dalam keadaan berhenti)
a. Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada diujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2. Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c. Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3. Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d. Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya :
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
       Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2. Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3. Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4. Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e. Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat – GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
f. Bubar
Aba-aba : Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
g. Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
h. Membuka/menutup barisan
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65 cm 120 tiap menit
2.Langkah tegap 65 cm 120 tiap menit
3.Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit
4.Langkah kesamping 40 cm 70 tiap menit
5.Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
6.Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
7.Langkah di waktu lari80cm165 tiap menit
Panjang langkah
A.    MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.     LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan
kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama
Catatan :
Dalam sedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-
JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.    LANGKAH PERLAHAN
1.Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gebakan seperti semula.
Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan.kiri jatuh di tan`h ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihEntakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
2. Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ….Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan.Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.SebanykA-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langk`h.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki khri menurut p`njangnya langkah dan tempat yangtelah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tEgap dan dihentikan dan sikap seperta sikap rempurna.Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya.Telapak kaki diletakkan defgan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberik!n pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah stu langkah, selanjutnya berLari menurut ketentuaN yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah baasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktU kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga lanfkah, kemudian berjalan dengan langka` biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti da2i keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – FERAK. Aba-`ba pelaksanaan diberi+an pada waktu kaki kanaj/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah.Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat).Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata.Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2.Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberika.samakan langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap.Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah.Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan.Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
PERATURAN BARIS BERBARIS
PBB-TNI AKMIL. Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada Peraturan Baris Berbaris Militer yang terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat Keputusan Pangab dan peraturan yang terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2 Oktober 1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan langkah tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
PBB-TNI AKMIL. Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002
Post ini adalah sebagai bahan acuan pemberian Materi Peraturan Baris-Berbaris, Koreksi serta masukan sangat kami harapkan.
Tujuan
Agar peserta didik mengerti dan dapat melaksanakan Peraturan Baris Berbaris sesuai dengan ketentuan.
Penjelasan Tentang Materi
1. Baris-berbaris sebagai suatu wujud latihan ketangkasan yang diperlukan untuk menanamkan kedisiplinan dalam kehidupan pandu yang diarahkan pada terbentuknya suatu sikap dan perwatakan tertentu.
2. Pengetahuan dan ketangkasan baris berbaris merupakan bekal dasar yang harus dimiliki setiap pandu sehingga mempunyai disiplin dan rasa percaya diri yang tinggi.
3. Seorang pelatih/komandan/pimpinan harus benar-benar memiliki pengetahuan dan ketangkasan PBB secara mendalam agar ia mampu membekali dan melatih segenap anggotanya dalam rangka mewujudkan bentuk sikap dan disiplin pandu serta mewujudkan jiwa korsa yang handal dalam satuannya.
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan dalam tatacara kehidupan pandu yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan dan disiplin sehingga selalu dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi disamping juga menanamkan rasa tanggung jawab.
.
KEWAJIBAN PEMBINA/PELATIH
Pencapaian tujuan peraturan ini sangat tergantung pada kemauan serta kemampuan seorang pelatih dengan memperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini:
1. Rasa kasih sayang, yaitu seorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didik.
2. Persiapan yang baik, merupakan jaminan keberhasilan latihan yang dikehendaki. Mengenai materi, waktu, tempat, alat dan sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
4. Tidak sombong.
5. Adil, menjaga keseimbangan dalam segala hal. Memberikan pujian atau teguran pada tempatnya tanpa membedakan satu dengan lainnya.
6. Teliti, supaya tidak memberikan hasil yang setengah-setengah.
7. Sederhana, dalam perkataan dan tindakan.
Latihan (drill) dimaksudkan untuk mencapai kebiasaan atau kepahaman, tidak semata-mata pengetahuan, sehingga dibandingkan perkataan yang banyak lebih baik lagi dengan teladan, koreksi dan mengulangi sampai paham.

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG SALEBU

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG DESA SALEBU  Rabu (27/09/2021), Perjalanan dimulai dari Madrasah.Sebelum kami...