Mengenai Saya

Foto saya
Wadah untuk siswa MTs Negeri 1 Cilacap

Rabu, 01 April 2020

PJJ ONLINE FIKIH 7


SHALAT SUNNAH MUAKAD DAN GHAIRU MUAKAD
Fuad Dihar Asrori, S.Pd.I.

A.    SHALAT SUNNAH MUAKAD
Shalat sunnah muakad adalah shalat yang pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi seorang muslim. Rasulullah SAW, sendiri hampir tidak pernah meninggalkan shalat sunnah muakad ini selama hidupnya.
Macam-macam shalat sunnah muakad
1.      Shalat Sunnah Rawatib
a.       Ketentuan Shalat Sunnah Rawatib
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah). Rasulullah SAW sangat menganjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib ini, sesuai hadist nabi :
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ:حَفَظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya:"Dari Abdullah Bin Umar ra. ia berkata: Saya ingat dari Rasulullah saw dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya dan dua rakaat sebelum Subuh. (H.R Bukhari dan Muslim).
Sepuluh rakaat shalat sunnah rawatib yang tercantum pada hadits diatas oleh para ulama digolongkan sebagai shalat sunnah rawatib muakkad (yang sangat penting). Berikut adalah rinciannya:
1)      Dua rakaat sebelum Dzuhur
2)      Dua rakaat sesudah Dzuhur
3)      Dua rakaat sesudah Maghrib
4)      Dua rakaat sesudah Isya
5)      Dua rakaat sebelum Subuh
b.      Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
1)      Pelengkap bagi ketidaksempurnaan shalat fardhu yang kita dirikan.
2)      Mendapat rahmat Allah SWT, sebagaimana sabda Rasululloh SAW.
رَحِمَ اللهُ امْرَاًصَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِاَرْبَعً
Artinya: "Dari Ibnu Umar Ra. Dari Nabi Saw beliau bersabda: Allah akan memberikan   rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar empat rakaat." (H.R Abu Daud dan Turmudzi)

3)      Dihindarkan dari siksa neraka, sesuai dengan hadist Rasululloh SAW, berikut :
مَنْ حَا فَظَ عَلَى اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَاَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ الله عَلَى النَّارِ
Artinya: "Dari Ummu Habibah Ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda: siapa yang memelihara (rajin) mengerjakan shalat empat rakaat  sebelum zhuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka." (H.R Abu Daud Dan Turmudzi)
4)      Dikaruniai sebuah gedung di surga Allah SWT. Seperti dalam hadist :
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
Artinya : “Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah (rawatib) dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (H.R Tirmidzi)
2.      Shalat Tahajud
a.       Pengertian Shalat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya’, sesudah bangun dari tidur malam itu.
b.      Bilangan Rakaat Shalat Tahajud
Shalat tahajud dilaksanakan dengan dua rekaat salam. Mengenai jumlah rakaat maksimum, Rasulullah SAW, tidak memberi batasan dalam menjalankan shalat tahajud. Terkait shala tahajud, Rasulullah SAW menerangkan sebagai berikut:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Artinya : “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR.Muslim)
c.       Waktu Shalat Tahajud
Shalat sunnah tahajud dapat didirikan pada malam hari setelah isya’, sesudah bangun dari tidur pada malam itu. Namun, waktu terbaik untuk mendirikan shalat tahajud adalah pada sepertiga malam, karena pada saat itu Allah SWT mencurahkan rahmat dan ampunan kepada hambanya di muka bumi.
d.      Keutamaan Shalat Tahajud
Keutamaan dalam mendirikan shalat tahajud antara lain :
1)      Mendekatkan diri kepada Allah SWT
2)      Penghapus dan pencegah dosa
3)      Salah satu kunci masuk surga.
4)      Doa dikabulkan.
5)      Mendapatkan kedudukan terpuji dihadapan Allah SWT.
3.      Shalat Tarawih
a.       Pengertian Shalat Tarawih
Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai “waktu sesaat untuk istirahat”. Waktu pelaksanaan shalat sunnah ini adalah selepas isya’, biasanya dilakukan secara berjama’ah di masjid. Sedangkan secara istilah adalah shalat sunnah malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan, shalat Tarawih hukumnya sunah muakkad, boleh dikerjakan sendiri atau berjama’ah, shalat Tarawih dilakukan sesudah shalat Isya sampai waktu fajar.
Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah muakad. Adapun bilangan rakaat shalat tarawih sebagai berikut :
1)      20 rakaat menurut mazhab Imam Hanafi, Imam Syafi’I dan Imam Hambali serta Khalifah Umar bin Khattab.
2)      36 rakaat menurut mazhab Imam Maliki.
4.      Shalat Witir
Witir artinya ganjil, jadi shalat witir adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat.
Shalat witir hukumnya sunnah muakad, yang waktunya adalah mulai setelah waktu isya sampai dengan shalat subuh. Shalat witir tidak disunnahkan berjamaah, kecuali bersama dengan shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Surat yang disunnahkan dibaca dalam shalat witir 3 rakaat adalah “sabbih-isma-Rabbika”, Al-Kafirun dan rakaat ketiga Al-Ikhlas dan Muawwidzatain.
Shalat witir merupakan shalat penutup dari seluruh shalat malam. Sesuai hadist nabi SAW berikut ini :
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً

Artinya : “Jadikanlah penutup shalat malam kalian adalah shalat witir.”  (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
5.      Shalat Ied
a.       Pengertian Shalat Sunnah Ied
Shalat sunnah ied yaitu shaat sunnah yang didirikan umat muslim di pagi hari pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak dua rakaat.
Shalat ied adalah salah satu dari beberapa shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasululloh SAW. Bahkan, jika seorang wanita sedang haid atau nifas, maka tetap dianjurkan untuk menghadiri pelaksanaan shalat ini, walaupun tidak mengerjakannya.
Cermati hadist Rasulullah SAW. Tentang shalat ied berikut :
“ Rasululloh SAW. Telah memerintahkan kami pada hari raya Idul Fitrindan Idul Adha, agar kamu membawa gadis yang masih subur (muda) yang sedang haid dan yang memakai cadar (tutup) ke tempa shalat hari raya”. (H.R. Bukhari)
b.      Macam-macam Shalat Ied
Shalat ied atau shalat hari raya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1)      Shalat hari raya idul fitri
Shalat hari raya idul fitri adalah shalat hari raya yang dikerjakan pada tanggal 1 syawal pagi hari setelah terbit matahari. Shalat idul fitri selalu berhubungan dengan bulan ramadhan, zakat fitrah, kemudian diakhiri dengan shalat ied.
2)      Shalat hari raya idul adha
Shalat hari raya idul adha adalah shalat yang dikerjakan karena datangnya hari raya idul adha pada tanggal 10 Dzulhijah. Shalat idul adha juga berhubungan dengan ibadah haji, qurban pada tanggal 10 dzulhijah, dan hari tasrik sampai dengan tanggal 13 dzulhijah.
c.       Tata Cara Shalat Idain
Kedua shalat ied yang dilaksanakan pada pagi hari setelah terbit matahari dan dilaksanakan sebelum khutbah ied.
Rasulullah SAW.bersabda:

شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

“Aku menghadiri salat Id bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Semua dari mereka melakukan salat sebelum khutbah”. (H.R. Ibnu Abbas).
Cara pelaksanaan dan bacaan shalat ied pada dasarnya sama dengan cara pelaksanaan shalat yang lain. Hanya saja, ada beberapa hal yang membedakannya, antara lain :
1)      Setelah takbiratul ihram, sebelum membaca Al-Fatihah, jamaah membaca takbir sebanyak tujuh kali diikuti gerakan takbiratul ihram.
2)      Sebelum membaca Al-Fatihah pada rakaat kedua, jamaah membaca takbir sebanyak lima kali diikuti gerakan takbiratul ihram.
3)      Pada setiap sela takbir, jamaah membaca bacaan berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ       

4)      Tidak disunnahkan adzan dan iqamah, imam shalat hendaknya membaca bacaan shalat dengan jahr (dikeraskan).
5)      Shalat ied dilaksanakan tanpa panggilan adzan dan iqamah terlebih dahulu.
d.      Sunnah-Sunnah Hari Raya
Terkhusus dalam pelaksanaan shalat Ied, Rasulullah SAW. menyunahkan umatnya agar melakukan beberapa hal berikut ini:
1)      Mandi dan keramas
2)      Bagi laki-laki hendaknya memakai wangi-wangian, sedangkan perempuan tidak.
3)      Mengenakan pakaian terbaik.
4)      Makan pagi atau sarapan sebelum berangkat shalat Ieduk Fitri, dan sarapan setelah menunaikan shalat Iedul Adha.
5)      Melewati jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat Ied.
6)      Memperbanyak mengumandangkan takbir.
7)      Dilakukan hendaknya di tanah lapang.


6.      Shalat Dhuha
a.       Pengertian shalat dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni sejak matahari terbit setinggi tombak hingga sesaat sebelum waktu dzuhur.
Rasulullah SAW. hampir tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dhuha. Beliau juga menganjurkan umatnya untuk mengikuti jejak beliau, dengan menyampaikan hadits berikut:
من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة
Artinya: “Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. ( HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib).
b.      Bilangan Rakaat Shalat Dhuha
Shalat dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat. Rasulullah SAW bersabda:

أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى سبحة الضحى ثماني ركعات يسلم من كل ركعتين
Artinya: “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat, dan dia salam setiap dua rakaat.” (HR. Abu Daud)
c.       Tata Cara Shalat Dhuha
Adapun tata cara pelaksanaan sholah sunnah dhuha adalah sama seperti pelaksanaan sholat-sholat sunnah yang lainnya, yaitu dalam dua raka’at satu kali salam. Dengan cara sebagai berikut:
1)      Niat
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ
 “USHALLI SUNNATAD DUHA ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA.”
2)    Bacaan shalat dhuha
صلوا ركعتي الضحى بسورتيها :والشمس وضحاها ، و الضحى
Artinya: Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.
Sedangkan dalam Nihayatul Muhtaj disebutkan bahwa yang lebih utama membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas karena surat Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Alquran dan Al-Kafirun setara dengan seperempat Alquran.
3)    Doa Shalat Dhuha
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك
 اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ
 وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت
 عِبَادَك الصَّالِحِينَ
“allahumma innad duha duha’uka wal baha’a bahauka waljamala jamaluka walquwwata quwwatuka walqudrota qutrotuka wal ishmata ishmatuka. allahumma inkana rizki fissama’i fa anzilhu wainkana fil ardi fa akhrijhu wa inkana mu’siran fa yassirhu wa inkana haraman fatahhirhu wainkana baidan faqarribhu bihaqqi dhuhaika wa baha’ika wa jamalika waquwwatika wa qudratika atini ma ataita ibadakas salihin.”
B.     SUNNAH GHAIRU MUAKAD
1.      Shalat Sunnah Khusuf (Shalat Gerhana)
Gerhana bulan dan matahari adalah salah satu bentuk kebesaran dan keagungan Allah SWT yang dapat disaksikan oleh manusia. Hanya Allah SWT, Yang Maha Agung menciptakan dan menggerakan bulan, matahari, bumi dan segala isinya.
Perhatikan firman Allah SWT. dalam QS. Fushilat ayat 37 berikut:
وَ مِنۡ اٰیٰتِہِ الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ لَا تَسۡجُدُوۡا لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا لِلّٰہِ الَّذِیۡ خَلَقَہُنَّ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِیَّاہُ تَعۡبُدُوۡنَ
Artinya : ”janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan dan sujudlah kepada Allah SWT saja yang menjadikan keduanya”. (QS. Fushilat: 37)
Tata cara pelaksanaan shalat khusuf ini sebagai berikut:
a.       Dilaksanakan dengan berdiri
b.      Membaca Al-Fatihah dan surat dalam Al-Quran
c.       Rukuk kemudian berdiri kembali
d.      Membaca Al-Fatihah kedua dan surat dalam Al-Quran
e.       Sujud sebanyak dua kali kemudian berdiri lagi untuk rakaat kedua (setiap rakaat dua kali rukuk dan dua kali sujud).
f.       Salam
g.      Hendaknya menutup rangkaian shalat khusuf dengan khutbah berisi keagungan Allah SWT.
2.      Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid
Shalat sunnah tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan sebelum duduk di masjid. Shalat sunnah ini dilakukan sebagai wujud penghormatan seorang muslim pada masjid sebagai rumah Allah SWT.
Mengenai shalat sunnah ini, Rasululah SAW. telah bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ  أَنْ يَجْلِ
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537 & Muslim no. 714)

3.      Shalat Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat sunnah dalam rangka meminta petunjuk dan keberkahan kepada Allah tentang suatu hal agar mendapatkan hasil yang terbaik bagi dirinya baik di dunia dan akhirat. Shalat ini dapat dilaksanakan kapanpun baik malam atau siang hari.
4.      Shalat Istisqa
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Ada beberapa cara yang dapa dilakukan umat muslim jika menginginkan diturukan hujan kepada mereka. Sebagai berikut:
a.       Berdoa baik secara individu ataupun berjamaah.
b.      Memohon kepada Allah SWT, untuk hal yang sama dalam khutbah jumat.
c.       Melaksaakan shalat istisqa, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW berikut:
خرج النبي – صلى الله عليه وسلم – إلى المصلى فاستقبل القبلة وحول رداءه، وصلى ركعتين
Artinya: Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat” (HR. Bukhari no.1024, Muslim no.894).
5.      Shalat Sunnah Rawatib
Bilangan shalat sunnah rawatib ghairu muakad adalah sebagai berikut:
a.       Dua rakaat sebelum dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat shalat sunnah rawatib muakad).
b.      Dua rakaat setelah dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat shalat sunnah rawatib muakad).
c.       Empat rakaat sebelum ashar.
d.      Dua rakaat sebelum maghrib.
e.       Dua rakaat sebelum isya’.


Selamat Belajar, Semoga Allah melindungi kita semua.

@Jurnal Matsanesca01//Ekskul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maju bersama madrasah, mohon beri komentar dan kritik yang bersifat membangun

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG SALEBU

PENELUSURAN TIM JURNALISTIK MATSANESCA KE DAERAH GUNUNG PADANG DESA SALEBU  Rabu (27/09/2021), Perjalanan dimulai dari Madrasah.Sebelum kami...