SHALAT SUNNAH MUAKAD DAN GHAIRU MUAKAD
Fuad Dihar Asrori, S.Pd.I.
A. SHALAT SUNNAH MUAKAD
Shalat sunnah muakad
adalah shalat yang pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi seorang muslim.
Rasulullah SAW, sendiri hampir tidak pernah meninggalkan shalat sunnah muakad
ini selama hidupnya.
Macam-macam shalat sunnah muakad
1. Shalat
Sunnah Rawatib
a. Ketentuan
Shalat Sunnah Rawatib
Shalat rawatib adalah
shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu baik dikerjakan sebelum shalat
fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut shalat qobliyah (sebelum),
shalat ba’diyah (sesudah). Rasulullah SAW sangat menganjurkan melaksanakan
shalat sunnah rawatib ini, sesuai hadist nabi :
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رض
قَالَ:حَفَظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya:"Dari Abdullah Bin Umar ra. ia
berkata: Saya ingat dari Rasulullah saw dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat
sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya dan dua
rakaat sebelum Subuh. (H.R Bukhari dan Muslim).
Sepuluh rakaat shalat
sunnah rawatib yang tercantum pada hadits diatas oleh para ulama digolongkan
sebagai shalat sunnah rawatib muakkad (yang sangat penting). Berikut adalah
rinciannya:
1) Dua
rakaat sebelum Dzuhur
2) Dua
rakaat sesudah Dzuhur
3) Dua
rakaat sesudah Maghrib
4) Dua
rakaat sesudah Isya
5) Dua
rakaat sebelum Subuh
b. Keutamaan
Shalat Sunnah Rawatib
1) Pelengkap
bagi ketidaksempurnaan shalat fardhu yang kita dirikan.
2) Mendapat
rahmat Allah SWT, sebagaimana sabda Rasululloh SAW.
رَحِمَ اللهُ
امْرَاًصَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِاَرْبَعً
Artinya: "Dari Ibnu
Umar Ra. Dari Nabi Saw beliau bersabda: Allah akan memberikan rahmat
kepada orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar empat rakaat."
(H.R Abu Daud dan Turmudzi)
3) Dihindarkan
dari siksa neraka, sesuai dengan hadist Rasululloh SAW, berikut :
مَنْ حَا فَظَ عَلَى
اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَاَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ الله عَلَى
النَّارِ
Artinya: "Dari Ummu
Habibah Ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda: siapa yang memelihara (rajin)
mengerjakan shalat empat rakaat sebelum zhuhur dan empat rakaat
sesudahnya maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka." (H.R Abu Daud
Dan Turmudzi)
4) Dikaruniai
sebuah gedung di surga Allah SWT. Seperti dalam hadist :
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى
الْجَنَّةِ
Artinya : “Barangsiapa
mengerjakan shalat sunnah (rawatib) dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat,
maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.”
(H.R Tirmidzi)
2. Shalat
Tahajud
a. Pengertian
Shalat Tahajud
Shalat
tahajud adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat
isya’, sesudah bangun dari tidur malam itu.
b. Bilangan
Rakaat Shalat Tahajud
Shalat
tahajud dilaksanakan dengan dua rekaat salam. Mengenai jumlah rakaat maksimum,
Rasulullah SAW, tidak memberi batasan dalam menjalankan shalat tahajud. Terkait
shala tahajud, Rasulullah SAW menerangkan sebagai berikut:
أَفْضَلُ
الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Artinya : “Sholat yang paling utama setelah
sholat wajib adalah sholat malam.” (HR.Muslim)
c. Waktu
Shalat Tahajud
Shalat
sunnah tahajud dapat didirikan pada malam hari setelah isya’, sesudah bangun
dari tidur pada malam itu. Namun, waktu terbaik untuk mendirikan shalat tahajud
adalah pada sepertiga malam, karena pada saat itu Allah SWT mencurahkan rahmat
dan ampunan kepada hambanya di muka bumi.
d. Keutamaan
Shalat Tahajud
Keutamaan
dalam mendirikan shalat tahajud antara lain :
1) Mendekatkan
diri kepada Allah SWT
2) Penghapus
dan pencegah dosa
3) Salah
satu kunci masuk surga.
4) Doa
dikabulkan.
5) Mendapatkan
kedudukan terpuji dihadapan Allah SWT.
3. Shalat
Tarawih
a. Pengertian
Shalat Tarawih
Tarawih
dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan
sebagai “waktu sesaat untuk istirahat”. Waktu pelaksanaan shalat sunnah ini
adalah selepas isya’, biasanya dilakukan secara berjama’ah di masjid. Sedangkan
secara istilah adalah shalat sunnah malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan,
shalat Tarawih hukumnya sunah muakkad, boleh dikerjakan sendiri atau
berjama’ah, shalat Tarawih dilakukan sesudah shalat Isya sampai waktu fajar.
Shalat
tarawih hukumnya adalah sunnah muakad. Adapun bilangan rakaat shalat tarawih
sebagai berikut :
1) 20
rakaat menurut mazhab Imam Hanafi, Imam Syafi’I dan Imam Hambali serta Khalifah
Umar bin Khattab.
2) 36
rakaat menurut mazhab Imam Maliki.
4. Shalat
Witir
Witir
artinya ganjil, jadi shalat witir adalah shalat sunnah yang dilakukan pada
malam hari dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling
banyak 11 rakaat.
Shalat
witir hukumnya sunnah muakad, yang waktunya adalah mulai setelah waktu isya
sampai dengan shalat subuh. Shalat witir tidak disunnahkan berjamaah, kecuali
bersama dengan shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Surat yang disunnahkan
dibaca dalam shalat witir 3 rakaat adalah “sabbih-isma-Rabbika”, Al-Kafirun dan
rakaat ketiga Al-Ikhlas dan Muawwidzatain.
Shalat
witir merupakan shalat penutup dari seluruh shalat malam. Sesuai hadist nabi
SAW berikut ini :
اجْعَلُوا
آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
Artinya : “Jadikanlah
penutup shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no.
998 dan Muslim no. 751)
5. Shalat
Ied
a. Pengertian
Shalat Sunnah Ied
Shalat sunnah ied yaitu
shaat sunnah yang didirikan umat muslim di pagi hari pada hari raya Idul Fitri
dan Idul Adha sebanyak dua rakaat.
Shalat ied adalah salah
satu dari beberapa shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasululloh SAW.
Bahkan, jika seorang wanita sedang haid atau nifas, maka tetap dianjurkan untuk
menghadiri pelaksanaan shalat ini, walaupun tidak mengerjakannya.
Cermati hadist
Rasulullah SAW. Tentang shalat ied berikut :
“ Rasululloh SAW. Telah memerintahkan kami pada
hari raya Idul Fitrindan Idul Adha, agar kamu membawa gadis yang masih subur
(muda) yang sedang haid dan yang memakai cadar (tutup) ke tempa shalat hari
raya”. (H.R. Bukhari)
b. Macam-macam
Shalat Ied
Shalat ied atau shalat hari raya dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1) Shalat
hari raya idul fitri
Shalat hari raya idul fitri adalah shalat hari
raya yang dikerjakan pada tanggal 1 syawal pagi hari setelah terbit matahari.
Shalat idul fitri selalu berhubungan dengan bulan ramadhan, zakat fitrah,
kemudian diakhiri dengan shalat ied.
2) Shalat
hari raya idul adha
Shalat hari raya idul adha adalah shalat yang
dikerjakan karena datangnya hari raya idul adha pada tanggal 10 Dzulhijah.
Shalat idul adha juga berhubungan dengan ibadah haji, qurban pada tanggal 10
dzulhijah, dan hari tasrik sampai dengan tanggal 13 dzulhijah.
c. Tata
Cara Shalat Idain
Kedua shalat ied yang
dilaksanakan pada pagi hari setelah terbit matahari dan dilaksanakan sebelum
khutbah ied.
Rasulullah SAW.bersabda:
شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
“Aku menghadiri salat Id bersama Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum.
Semua dari mereka melakukan salat sebelum khutbah”. (H.R. Ibnu Abbas).
Cara pelaksanaan dan
bacaan shalat ied pada dasarnya sama dengan cara pelaksanaan shalat yang lain.
Hanya saja, ada beberapa hal yang membedakannya, antara lain :
1) Setelah
takbiratul ihram, sebelum membaca Al-Fatihah, jamaah membaca takbir sebanyak
tujuh kali diikuti gerakan takbiratul ihram.
2) Sebelum
membaca Al-Fatihah pada rakaat kedua, jamaah membaca takbir sebanyak lima kali
diikuti gerakan takbiratul ihram.
3) Pada
setiap sela takbir, jamaah membaca bacaan berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
4) Tidak
disunnahkan adzan dan iqamah, imam shalat hendaknya membaca bacaan shalat
dengan jahr (dikeraskan).
5) Shalat
ied dilaksanakan tanpa panggilan adzan dan iqamah terlebih dahulu.
d. Sunnah-Sunnah
Hari Raya
Terkhusus dalam
pelaksanaan shalat Ied, Rasulullah SAW. menyunahkan umatnya agar melakukan
beberapa hal berikut ini:
1) Mandi
dan keramas
2) Bagi
laki-laki hendaknya memakai wangi-wangian, sedangkan perempuan tidak.
3) Mengenakan
pakaian terbaik.
4) Makan
pagi atau sarapan sebelum berangkat shalat Ieduk Fitri, dan sarapan setelah
menunaikan shalat Iedul Adha.
5) Melewati
jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat Ied.
6) Memperbanyak
mengumandangkan takbir.
7) Dilakukan
hendaknya di tanah lapang.
6. Shalat
Dhuha
a. Pengertian
shalat dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat
sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni sejak matahari
terbit setinggi tombak hingga sesaat sebelum waktu dzuhur.
Rasulullah SAW. hampir
tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dhuha. Beliau juga menganjurkan umatnya
untuk mengikuti jejak beliau, dengan menyampaikan hadits berikut:
من صلى الضحى ثنتي عشرة
ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة
Artinya: “Barangsiapa yang shalat dhuha 12
rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk
hadis dhaif. ( HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat
Tarhib).
b. Bilangan
Rakaat Shalat Dhuha
Shalat dhuha dikerjakan
sekurang-kurangnya dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat. Rasulullah
SAW bersabda:
أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى سبحة الضحى
ثماني ركعات يسلم من كل ركعتين
Artinya: “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam melakukan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat, dan dia salam setiap dua
rakaat.” (HR. Abu Daud)
c. Tata
Cara Shalat Dhuha
Adapun tata cara
pelaksanaan sholah sunnah dhuha adalah sama seperti pelaksanaan sholat-sholat
sunnah yang lainnya, yaitu dalam dua raka’at satu kali salam. Dengan cara
sebagai berikut:
1) Niat
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُحَي رَكْعَتَين ِللهِ
تَعَاليَ
“USHALLI SUNNATAD DUHA ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA.”
2) Bacaan
shalat dhuha
صلوا ركعتي الضحى بسورتيها :والشمس وضحاها ،
و الضحى
Artinya: “Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu
surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.”
Sedangkan dalam
Nihayatul Muhtaj disebutkan bahwa yang lebih utama membaca surat Al-Kafirun dan
Al-Ikhlas karena surat Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Alquran dan Al-Kafirun
setara dengan seperempat Alquran.
3) Doa
Shalat Dhuha
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى
ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك
وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك
اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي
السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ
مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ
وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ
بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك
وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت
عِبَادَك الصَّالِحِينَ
“allahumma innad duha duha’uka wal baha’a
bahauka waljamala jamaluka walquwwata quwwatuka walqudrota qutrotuka wal
ishmata ishmatuka. allahumma inkana rizki fissama’i fa anzilhu wainkana fil
ardi fa akhrijhu wa inkana mu’siran fa yassirhu wa inkana haraman fatahhirhu
wainkana baidan faqarribhu bihaqqi dhuhaika wa baha’ika wa jamalika waquwwatika
wa qudratika atini ma ataita ibadakas salihin.”
B. SUNNAH
GHAIRU MUAKAD
1. Shalat
Sunnah Khusuf (Shalat Gerhana)
Gerhana
bulan dan matahari adalah salah satu bentuk kebesaran dan keagungan Allah SWT
yang dapat disaksikan oleh manusia. Hanya Allah SWT, Yang Maha Agung
menciptakan dan menggerakan bulan, matahari, bumi dan segala isinya.
Perhatikan
firman Allah SWT. dalam QS. Fushilat ayat 37 berikut:
وَ
مِنۡ اٰیٰتِہِ الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ لَا
تَسۡجُدُوۡا لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا لِلّٰہِ الَّذِیۡ خَلَقَہُنَّ
اِنۡ کُنۡتُمۡ اِیَّاہُ تَعۡبُدُوۡنَ
Artinya : ”janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan dan
sujudlah kepada Allah SWT saja yang menjadikan keduanya”. (QS. Fushilat: 37)
Tata cara pelaksanaan
shalat khusuf ini sebagai berikut:
a. Dilaksanakan
dengan berdiri
b. Membaca
Al-Fatihah dan surat dalam Al-Quran
c. Rukuk
kemudian berdiri kembali
d. Membaca
Al-Fatihah kedua dan surat dalam Al-Quran
e. Sujud
sebanyak dua kali kemudian berdiri lagi untuk rakaat kedua (setiap rakaat dua
kali rukuk dan dua kali sujud).
f. Salam
g. Hendaknya
menutup rangkaian shalat khusuf dengan khutbah berisi keagungan Allah SWT.
2. Shalat
Sunnah Tahiyatul Masjid
Shalat sunnah tahiyatul
masjid adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan sebelum duduk di
masjid. Shalat sunnah ini dilakukan sebagai wujud penghormatan seorang muslim
pada masjid sebagai rumah Allah SWT.
Mengenai shalat sunnah
ini, Rasululah SAW. telah bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِ
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِ
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka
hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537
& Muslim no. 714)
3. Shalat
Istikharah
Shalat istikharah adalah
shalat sunnah dalam rangka meminta petunjuk dan keberkahan kepada Allah tentang
suatu hal agar mendapatkan hasil yang terbaik bagi dirinya baik di dunia dan
akhirat. Shalat ini dapat dilaksanakan kapanpun baik malam atau siang hari.
4. Shalat
Istisqa
Istisqo secara bahasa
adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar
menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Ada beberapa cara yang
dapa dilakukan umat muslim jika menginginkan diturukan hujan kepada mereka.
Sebagai berikut:
a. Berdoa
baik secara individu ataupun berjamaah.
b. Memohon
kepada Allah SWT, untuk hal yang sama dalam khutbah jumat.
c. Melaksaakan
shalat istisqa, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW berikut:
خرج النبي – صلى الله
عليه وسلم – إلى المصلى فاستقبل القبلة وحول رداءه، وصلى ركعتين
Artinya: “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju
lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian
membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat” (HR. Bukhari no.1024,
Muslim no.894).
5. Shalat
Sunnah Rawatib
Bilangan
shalat sunnah rawatib ghairu muakad adalah sebagai berikut:
a. Dua
rakaat sebelum dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat
shalat sunnah rawatib muakad).
b. Dua
rakaat setelah dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat
shalat sunnah rawatib muakad).
c. Empat
rakaat sebelum ashar.
d. Dua
rakaat sebelum maghrib.
e. Dua
rakaat sebelum isya’.
Selamat Belajar, Semoga Allah melindungi kita semua.
@Jurnal Matsanesca01//Ekskul
@Jurnal Matsanesca01//Ekskul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maju bersama madrasah, mohon beri komentar dan kritik yang bersifat membangun